CGP

KEEP STUDYING SOCIAL STUDIES AND GEOGRAPHY WITH KUSRINAWATI,S.Si

11 Feb 2021

FUTURE EDUCATION

 

    Pandemi Covid-19 secara tidak langsung memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Karena pandemi inilah maka semua instansi melakukan kegiatannya di rumah. Belajar dan bekerja dari rumah. Dalam dunia pendidikan tentunya hal ini sangat berpengaruh, baik kepada siswa maupun guru. Kekhawatiran tentang kualitas pendidikan akibat pandemi menjadi pertanyaan semua pihak.

    Hal positif akibat adanya pandemi covid-19 ini antara lain dengan penggunaan teknologi sebagai media pengganti pembelajaran tatap muka. "Future education has come early". Dunia pendidikan yang memanfaatkan bantuan teknologi dalam proses pembelajaran membuat tenaga pendidik dan kependidikan berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan IT nya.

      Kreativitas guru dalam memanfaatkan teknologi menjadi tantangan tersendiri. Berbagai cara dan metode yang efektif serta efisien terus digali untuk bisa membuat siswa yang belajar di rumah, tetap bisa menerima ilmu seperti saat tatap muka. Penggunaan teknologi dalam pendidikan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan siswa menjadi kompeten di abad-21.  Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Apakah hanya guru yang belajar tentang pemanfaatan IT untuk pembelajaran ini? Tentu saja tidak. 

    Siswa dituntut dan dipaksa untuk bisa memanfaatkan teknologi yang ada selama belajar di rumah. Siswa akhirnya harus bisa menjadi seorang self-directed learning. Siswa menjadi lebih mandiri dan mampu mengeksplor pengetahuan secara mandiri. Tentunya semua itu harus disertai dengan pengawasan orangtua di rumah.

    Guru sebagai fasilitator harus bisa memberikan pelayanan terbaik untuk siswa. Kemampuan IT guru harus terus ditingkatkan agar fasilitas layanan pembelajaran daring bisa berlangsung optimal. Selain itu, guru juga harus mensosialisasikan serta memberikan panduan belajar di rumah kepada orangtua siswa. Karena orangtua siswa merupakan pengganti kehadiran guru di saat pandemi.

    Orangtua pun dituntut untuk bisa berperan sebagai guru bagi anaknya. Pendidikan yang selama ini telah berjalan membuat orangtua mempercayakan kepada guru di sekolah untuk mendidik anak-anak mereka. Akibat dari pandemi ini, guru dan orangtua berkolaborasi untuk mendidik anak-anak di rumah. 

    Kendala mulai bermunculan saat pembelajaran daring. Berbasis teknologi, tentu tak lepas dari internet. Pembelajaran online menuntut ketersediaan sarana berupa hp, laptop, tablet ataupun PC yang terkoneksi dengan jaringan internet. Para pemangku kebijakan dalam pendidikan tentunya telah melakukan antisipasi. Permasalahan ini sedikit demi sedikit diselesaikan dengan adanya bantuan kuota dari Pemerintah. Siswa yang tidak mampu, diberikan pinjaman tablet dari sekolah beserta kuotanya. Maka pendidikan di masa pandemi inipun bisa berjalan tanpa hambatan.


BY KUSRINAWATI  

    

10 Feb 2021

JOURNEY OF LIFE


    Hari itu adalah Sabtu yang cukup cerah. Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB saat aku dan suamiku memulai perjalanan menuju salah satu desa kecil di kecamatan Cadasari kabupaten Pandeglang. Suasana jalan cukup ramai, hati cemas dan gelisah sepanjang perjalanan. Pertanyaan demi pertanyaan silih berganti di kepalaku. “Apakah dia akan menerimaku?”,“Bagaimana kalau dia tidak suka padaku?” “Apa yang harus aku katakan saat bertemu dengannya?” Kegelisahanku  rupanya mendapat perhatian suamiku Doni. “Kenapa de?” “Ade sakit yaa?” Aku pun menjawab, “Gak mas” Aku grogi aja. Ini pertama kalinya aku ketemu dengan dia. Bagaimana kalau dia tidak suka denganku mas? Suamiku mengerutkan dahinya dan berkata,”udah tenang saja, anaknya baik kok”
    Dia adalah Faisal, anak dari suamiku dari istrinya yang dulu. Ibu anak itu meninggal setahun yang lalu. Selama setahun, dia tinggal dengan neneknya di Cadasari. Setelah aku dan suamiku menikah, kami berniat mengambil Faisal dan mengajaknya tinggal dengan kami di Cilegon. Sekarang statusku sudah bukan hanya sebagai istri tapi juga sekaligus sebagai ibu. Yaa, Faisal adalah anakku tapi dia bukan putera yang aku lahirkan. Kegelisahanku akhirnya bisa sedikit berkurang saat aku melihat keluar jendela mobil. Pemandangan yang sangat indah terpampang di depan mataku.
    Pepohonan rindang sepanjang jalan. Terlebih lagi terdapat deretan pohon durian favoritku yang sedang banyak buahnya. Akupun teriak ke suami, “mas durian mas, banyak banget”. Suamiku hanya tersenyum. Jalan menuju kampung anakku "cukup bagus", membuat mobil bergoyang terus sepanjang jalan. Hehehe….jalan kampung itu penuh dengan lubang. Saat aku terpana melihat banyaknya durian diatas pohon, tiba-tiba terdengar suara keras, “duukk” “aduuuhhhh” akupun teriak. Karena suami tidak melihat adanya lubang di jalan, membuatku terantuk pintu mobil. Hati-hati mas bawa mobilnya…sakit nie. Hehehe iya maaf sengaja ehh gak sengaja kok. Pohon pisang, perkebunan buah naga pun ada. Wahh surge dunia. Suasana yang sangat asri membuatku jatuh cinta. Akhirnya suami mematikan ac mobil dan mulai menurunkan kaca mobil sambil berkata,” de disini mah dingin, biar merasakan dingin alami yaa”. Dan nyeeessss rasanya saat kaca mobil dibuka, “dingin banget mas, seger rasanya”. Tak terasa kamipun sampai di tujuan.
    Suasana rumah itu begitu sepi dari luar. “Assalamualaikum” beberapa kali kami mengucap salam tapi tidak ada sahutan dari dalam. Tak lama kemudian….”Pak, udah lama yaa?” Seorang anak usia kurang lebih 11 tahun menghampiri kami. Hatiku berdegup kencang, inikah dia? Dia menghampiriku dan mengucap salam serta mencium tanganku. Aku membalas salamnya sambal bertanya, “Apakah baju dan perlengkapan lain sudah siap?” “Sudah”, itu jawabannya. Setelah berpamitan, kamipun langsung pulang ke Cilegon. Selama perjalanan ke Cilegon, kami berusaha membuat percakapan dengan Faisal. Dan diapun menanggapi dengan antusias dan mulai cerita tentang teman-temannya saat perpisahan sehari sebelumnya. Karena mulai hari ini, Faisal tinggal Bersama kami.
    Faisal masih memanggilku dengan sebutan tante. Aku tidak mempermasalahkan hal itu. Dia mau tinggal bersama kamipun, aku sudah senang. Perjalananku sebagai ibu sambung dimulai. Aku selalu mengingat pesan ibuku agar jangan membedakan anak kandung dengan anak tiri. Aku harus bisa memperlakukan Faisal seperti anak kandung. Bismillah aku pasti bisa….


BY KUSRINAWATI

9 Feb 2021

PENGARUH OMJAY

 

    Saya dilahirkan, dibesarkan dan menjalani pendidikan sepanjang hidup saya di Yogyakarta. Setelah lulus S1 Fakultas Geografi di UGM, saya melanjutkan pendidikan dengan menempuh Akta IV di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogkarta. Berbekal ijazah S1 dan akta IV yang saya miliki, saya memberanikan diri mulai merantau keluar Jogja. Tepatnya saya merantau ke Serang Banten. Di Serang saya mengadu nasib dengan mengikuti tes CPNS pada tahun 2008. Singkat cerita alhamdulillah saya diterima dan ditempatkan di salah satu SMP Negeri di Serang. 
    Seharusnya saya mengajar pelajaran IPS. Tetapi karena guru IPS di sekolah tersebut, maka saya pun dialihkan mengajar mata pelajaran yang lain yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Untuk mendukung saya dalam mengampu mata pelajaran TIK, saya pun membeli laptop beserta modemnya. Karena gaji yang masih 80%, saya membeli laptop dan modem dengan cara kredit atau cicilan. 
    Sebagai guru TIK, akupun mulai ikut kegiatan MGMP TIK. Pada mata pelajaran TIK ini rata-rata gurunya adalah laki-laki yang semua jago IT. Sementara saya hanya sebatas bisa mengoperasikan komputer dan internet saja. Mereka teman yang luar biasa. Mereka selalu berbagi ilmu dan siap membimbing saya dalam hal IT. Termasuk dalam pembuatan BLOG.
    Pembuatan blog ternyata mudah sekali. Pertama kali membuat blog, tentu tak banyak yang bisa saya posting. Karena waktu itu sibuk dengan merubah tampilan blog dan menambahkan beberapa gadget di dalamnya. Penggunaan blog ini belum maksimal. Saya tidak rutin posting setiap harinya. Hanya sesekali saja saya posting di blog.
    Perubahan pun mulai terjadi dan aktifitas blog saya meningkat. Semua ini akibat virus yang disebarkan OMJAY, begitu panggilan beliau, seorang pakar dalam dunia pendidikan yang bernama asli Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. Saya mengikuti WA Grup beliau tentang belajar menulis. Pada akhir Januari 2021, saya melihat informasi yang beliau share di grup pada saat saya dengan belajar online dengan siswa. Saya sangat tertarik sekali untuk menerima tantangan beliau. Sebuah tantangan menulis di blog setiap hari mulai tanggal 1-28 Februari 2021. Nama tantangan ini adalah Lomba Blog PGRI dengan tema "Menulis di Blog jadi Buku".
    Penyakit menular inipun saya tularkan ke rekan kerja saya. Beliau pun mengikuti kegiatan ini bersama saya. Terimakasih Omjay atas virus yang anda berikan kepada saya. Saya akan berusaha menuntaskan tantangan ini. Walau tulisan saya tidak tertata rapih dan banyak kekurangan, tetapi saya akan komitmen menyelesaikannya. Tetap semangat kepada bapak ibu yang sedang mengikuti tantangan ini. Kita pasti bisa. Semangaat....

By KUSRINAWATI

8 Feb 2021

UANG PALSU

 


    Pada suatu hari yang cerah, kami sekeluarga berniat pergi berkunjung ke rumah saudara yang tinggal di Cilegon. Menggunakan mobil hitam yang wangi setelah di steam, membuat anak-anak sangat enjoy dalam perjalanan itu. Kami memiliki 4 anak. Pada hari itu semua anak berkumpul. Biasanya mereka sekolah berjauhan dari kami. 2 anak di Jawa Timur dan 1 anak di Pandeglang. Demi menuntut ilmu dan meraih cita-cita, mereka rela berjauhan dari keluarga. 

    Anak-anak kumpul semua tentunya hanya pada saat libur saja. Pada liburan menjelang Idul Fitri, kami berkunjung ke rumah saudara di Cilegon. Anak-anak sangat antusias karena mereka sudah lama tidak berjumpa dengan saudara-saudaranya. Tetapi sebelum kami ke rumah sanak saudara, anak-anak ingin ke mall dulu. Mereka ingin membeli sesuatu untuk persiapan lebaran. Akhirnya mobil suami berbelok ke parkiran mesin atm yang ada di seberang jalan. Kami mengambil uang secukupnya dan bergegas kembali lagi ke mobil tempat anak-anak menunggu.

    Sesampainya di mobil, kami memberikan sejumlah uang untuk anak-anak. Mereka terdiam dan lalu menolak uang tersebut. Saya berpikir, apakah uangnya kurang yaa? Saat kami menambah jumlah uangnya, mereka tetap tidak mau. Akhirnya kamipun menanyakan kenapa tidak mau diberi uang buat belanja? Dan mereka menjawab tanpa komando, "Mamah, uangnya palsu. Itu uang mainan. Gak mau". Hampir bersamaan mereka menjawab pertanyaan saya. Saya dan suami hanya bisa bertatapan sambil menahan geli. Rupanya uang baru dari Bank Indonesia dikira uang mainan. Yaa memang waktu itu Bank Indonesia mengeluarkan uang kertas desain baru.

    Anak ketiga pun berujar, ''mamah gak usah kasih uang, nanti mamah aja yang bayarin belanjaannya yaa...?" Sambil senyum manis, dia memberikan usul. Yaa sudah kalau gak mau dikasih uang, sahutku. Si Sulung menyahut, mau sie mah. Tapi uang beneran, bukan mainan. Ternyata mereka masih mengira kalau uang itu adalah uang mainan. Akhirnya kami punya jalan keluar agar mereka percaya kalau itu bukan uang palsu. Mereka diberi uang dan kemudian kami minta mereka mencoba memberikan uang itu kepada tukang parkir yang ada disana. Apabila dia menolak, berarti uangnya beneran palsu. Novi, salah satu dari anak kami bilang akan memberikan uang tersebut. Walau di wajahnya penuh keraguan, tapi diapun memberikan uangnya. Orang itu berkali-kali mengucapkan terimakasih, karena uang yang diberikan Novi cukup lumayan. Anak-anak kamipun tersenyum senang. Senang karena bisa berbagi dan senang karena ternyata uangnya asli...bukan UANG PALSU. Sulung pun berujar, "mamah mau lagi..." Dan kamipun tertawa sepanjang jalan karena peristiwa itu. 


by KUSRINAWATI

    

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes