CGP

KEEP STUDYING SOCIAL STUDIES AND GEOGRAPHY WITH KUSRINAWATI,S.Si

8 Feb 2021

UANG PALSU

 


    Pada suatu hari yang cerah, kami sekeluarga berniat pergi berkunjung ke rumah saudara yang tinggal di Cilegon. Menggunakan mobil hitam yang wangi setelah di steam, membuat anak-anak sangat enjoy dalam perjalanan itu. Kami memiliki 4 anak. Pada hari itu semua anak berkumpul. Biasanya mereka sekolah berjauhan dari kami. 2 anak di Jawa Timur dan 1 anak di Pandeglang. Demi menuntut ilmu dan meraih cita-cita, mereka rela berjauhan dari keluarga. 

    Anak-anak kumpul semua tentunya hanya pada saat libur saja. Pada liburan menjelang Idul Fitri, kami berkunjung ke rumah saudara di Cilegon. Anak-anak sangat antusias karena mereka sudah lama tidak berjumpa dengan saudara-saudaranya. Tetapi sebelum kami ke rumah sanak saudara, anak-anak ingin ke mall dulu. Mereka ingin membeli sesuatu untuk persiapan lebaran. Akhirnya mobil suami berbelok ke parkiran mesin atm yang ada di seberang jalan. Kami mengambil uang secukupnya dan bergegas kembali lagi ke mobil tempat anak-anak menunggu.

    Sesampainya di mobil, kami memberikan sejumlah uang untuk anak-anak. Mereka terdiam dan lalu menolak uang tersebut. Saya berpikir, apakah uangnya kurang yaa? Saat kami menambah jumlah uangnya, mereka tetap tidak mau. Akhirnya kamipun menanyakan kenapa tidak mau diberi uang buat belanja? Dan mereka menjawab tanpa komando, "Mamah, uangnya palsu. Itu uang mainan. Gak mau". Hampir bersamaan mereka menjawab pertanyaan saya. Saya dan suami hanya bisa bertatapan sambil menahan geli. Rupanya uang baru dari Bank Indonesia dikira uang mainan. Yaa memang waktu itu Bank Indonesia mengeluarkan uang kertas desain baru.

    Anak ketiga pun berujar, ''mamah gak usah kasih uang, nanti mamah aja yang bayarin belanjaannya yaa...?" Sambil senyum manis, dia memberikan usul. Yaa sudah kalau gak mau dikasih uang, sahutku. Si Sulung menyahut, mau sie mah. Tapi uang beneran, bukan mainan. Ternyata mereka masih mengira kalau uang itu adalah uang mainan. Akhirnya kami punya jalan keluar agar mereka percaya kalau itu bukan uang palsu. Mereka diberi uang dan kemudian kami minta mereka mencoba memberikan uang itu kepada tukang parkir yang ada disana. Apabila dia menolak, berarti uangnya beneran palsu. Novi, salah satu dari anak kami bilang akan memberikan uang tersebut. Walau di wajahnya penuh keraguan, tapi diapun memberikan uangnya. Orang itu berkali-kali mengucapkan terimakasih, karena uang yang diberikan Novi cukup lumayan. Anak-anak kamipun tersenyum senang. Senang karena bisa berbagi dan senang karena ternyata uangnya asli...bukan UANG PALSU. Sulung pun berujar, "mamah mau lagi..." Dan kamipun tertawa sepanjang jalan karena peristiwa itu. 


by KUSRINAWATI

    

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes