CGP

KEEP STUDYING SOCIAL STUDIES AND GEOGRAPHY WITH KUSRINAWATI,S.Si

4 Feb 2021

Google Suite For Education

 

    Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir, membuat semua orang berusaha keras melakukan semua kegiatan seefektif mungkin. Perdagangan lebih banyak dilakukan secara online demi menghindari kerumunan kalau berbelanja di pasar. Pendidikan pun sama. Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online untuk menghindari kerumunan dan mencegah penularan Covid-19. Hal baru dalam pendidikan secara online ini membuat guru dan siswa kebingungan dengan apa yang harus dilakukan. Untuk mencapai hasil yang maksimal tanpa harus bertatap muka secara langsung, harus memiliki strategi yang jitu. Akhirnya bermunculan berbagai cara untuk bisa memfasilitasi pembelajaran jarak jauh ini. Cara ini bukanlah cara baru dalam dunia pendidikan. Hanya saja penggunaannya menjadi pilihan utama saat Pandemi ini. Mulai dari penggunaan Google Classroom, blog sebagai media penyampaian materi pelajaran, zoom, meet, webex dan masih banyak lagi.
    Efektifitas kegiatan pembelajaran secara online ini harus didukung oleh kemampuan guru dalam penggunaan dan pemanfaatan media online secara cermat. Kegiatan siswa yang pada sekolah reguler dapat dilakukan dengan kegiatan berkelompok, maka belajar online pun harus bisa. Bagaimanakah guru bisa mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh ini? Semua ini bisa didapatkan dalam kegiatan  "Pelatihan Belajar dari Mana Saja dengan Google Suite For Education".  Kegiatan ini awalnya hanya terdiri dari 2 sesi saja. Karena antusiasme sangat besar, maka dibukalah untuk sesi 3,4 dan seterusnya. Saya mengikuti kegiatan ini pada sesi kedua yaitu tanggal 28-30 Januari 2021. Kegiatan ini diampu atau dimentori oleh Bapak Junaidi, M.Kom
    Dalam kegiatan Pelatihan Google Suite For Education ini, Pak Junaidi memberikan materi yang sangat lengkap sekali, yaitu:
  • Mengelola data di Google Drive
  • Berkolaborasi di Google Docs, Slides, dan Sheets
  • Membuat survei dan kuis di Google Forms
  • Membuat kelas interaktif di Classroom
  • Mengelola acara secara efisien di Google Calendar
  • Melaksanakan tatap muka virtual di Google Meet
  • Mengelola email secara efektif di Gmail
    Luar biasa lengkap sekali materi yang disampaikan dalam pelatihan ini. Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari tatap muka virtual. Materi pelatihan itu bukanlah sesuatu yang baru bagi para pendidik. Tetapi menjadi sangat menarik karena menggunakan akun belajar.id yang diberikan secara gratis oleh Kemdikbud. Pemanfaatan akun belajar.id secara optimal bisa langsung dipraktekkan dalam kegiatan pelatihan tersebut. Banyak ketidaktahuan saya tentang belajar.id yang akhirnya bisa diketahui dengan mengikuti kegiatan pelatihan bersama Pak Junaidi. 
    Kelebihan akun belajar.id membuat saya ingin mengeksplor lebih jauh lagi. Banyak keuntungan dalam pemanfaataan akun belajar.id yang didapatkan dalam pelatihan bersama Pak Junaidi. Penyampaian materi yang sangat menyenangkan, penuh kesabaran, dan sangat aplikatif membuat saya sebagai peserta bisa langsung mempraktekkannya. Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan berulang-ulang juga disikapi beliau dengan sangat bijak dan santun. Terimakasih Pak Junaidi atas ilmu yang anda bagikan kepada kami. Semoga kita bisa berjumpa kembali di kegiatan pelatihan lainnya. I'm waiting for it....

Bagi bapak ibu yang ingin mengikuti kegiatan "Pelatihan Belajar dari Mana Saja dengan Google Suite For Education" bisa klik disini. Untuk Batch 3 dan 4 sudah penuh. Silahkan bisa daftar di 5 dan 6.



BY KUSRINAWATI

3 Feb 2021

Petualangan si Bolang ke Gontor

     Mengingat kembali beberapa tahun lalu ada salah satu acara di televisi yaitu Petualangan Si Bolang (Bocah Petualang). Sebuah acara di televisi swasta yang cukup mendapat tempat di hati anak-anak. Acara itu merupakan acara petualangan anak-anak Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Belajar sambil bermain dengan teman-temannya. Seru sekali...orang dewasa pun suka melihat acara Bolang. Dalam acara inilah petualangan anakku kiki dimulai. Yaa....kurang lebih 8 tahun yang lalu anakku terpilih untuk berpartisipasi pada acara Bolang (Bocah Petualang). Anakku sangat menikmati waktu syuting saat itu. Banyak kejadian lucu yang ternyata sudah di setting sama sutradara. Termasuk peran orangtuanya yang diperankan oleh guru di sekolah anakku.

    Setelah syuting selesai, acara sudah tayang di televisi, anakku mendapatkan sejumlah uang, beberapa perlengkapan sekolah serta sepeda. Sebuah pengalaman yang mahal harganya. Tetapi apakah petualangan anakku berhenti disitu?? Tentu saja tidak. Saat anakku menjadi bolang, dia tinggal bersama neneknya di desa Cadasari Pandeglang. Petualangan berikutnya adalah saat kiki ikut bersama kami tinggal di Serang dan harus pindah sekolah saat kelas 6 SD. 

    Banyak sekali adaptasi yang harus dilakukannya. Lingkungan baru dan sekolah yang baru. Kiki berusaha keras untuk mengejar ketertinggalannya. Hmmm...yaa karena dulu sekolah di kampung dan sekarang sekolah di kota. Kiki punya kebiasaan baru saat tinggal di Serang. Bersama teman-temannya dia suka memotret mobil besar/bus yang ada di jalan. Kesukaannya dengan fotografi pun dimulai. Untuk mendapatkan gambar yang bagus, dia dan teman-teman barunya mencari tempat strategis dan banyak dilalui oleh bis-bis besar. Foto-foto pun memenuhi memori HP nya. Sesampainya di rumah, dia pindahkan file foto-foto tersebut ke dalam laptopku.

    Rasa ingin tahu pun muncul di kepalaku. Sebenarnya apa sih yang difoto? Saat kubuka laptopku, kutemukan foto-foto bis dengan berbagai sudut foto yang menurutku sangat artistik. Wow...ternyata dia berbakat. Lulus SD anakku melanjutkan di salah satu SMP negeri daerah Kramatwatu. Petualanganya pun berlanjut. Dia dan teman di SMP mencari obyek-obyek lain yang menarik untuk difoto. Semakin banyak hasil fotonya. Akhirnya di ulang tahunnya kami memberikan dia hadiah kamera digital. Dengan kamera itu dia terus melanjutkan hobi fotografinya.

    Tak terasa 3 tahun berlalu di SMP dan tiba waktunya untuk memikirkan sekolah mana yang akan dituju saat lulus SMP nanti. Sebagai orangtua, kamipun menanyakan keinginannya melanjutkan SMA dimana? Dia pun menjawab ingin sekolah yang ada boarding school dan ada sekolah agama. Ayahnya pun langsung merespon dengan pertanyaan, kenapa gak sekalian ke pesantren aja aa? Anakku pun menjawab, emang boleh pak? Mendengar itu, aku pun merasa bersalah. Karena pada saat dia lulus SD sudah minta sekolah di pesantren. Tapi karena aku melarangnya, akhirnya dia sekolah di sekolah negeri. Suamiku antusias mendengar pertanyaan Kiki, tentu saja boleh. Itu jawab suamiku. 

    Mulailah browsing dan mencari berbagai informasi tentang pesantren. Dan muncullah 1 pesantren di Jawa Timur,GONTOR. Anakku diberi video film tentang Gontor. Dan langsung jatuh cinta pada Gontor. Dia tidak mau survey ke tempat lain. Hanya mau di Gontor. Perjuanganpun dimulai dengan belajar agama, mengaji, imla, dan persiapan lainnya. Dia sekolah di sekolah negeri biasa, jadi banyak yang harus dipelajarinya. Alhamdulillah ada orang yang memberikan informasi tentang Bimbel Masuk Gontor. Anakku pun ikut di dalamnya. Sementara teman-temannya ikut bimbel persiapan menghadapi UN, anakku memilih ikut bimbel masuk Gontor.

    Siang malam anakku belajar mendengarkan suara rekaman orang mengaji dan menuliskannya di buku sebagai latihan imla. Belajar matematika denganku dan belajar mengaji serta tajwid dengan ayahnya. Tak lupa kami pun mengajarinya pelajaran untuk Ujian Nasional. Sehingga alhamdulillah dia lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

    Tiba saatnya pendaftaran di Gontor. Ustad pengajar yang mengarahkan segalanya. Kami hanya mengikuti saja semua yang sudah disiapkan Ustad dan teman-temannya. Karena saat itu Kiki punya adik yang baru berusia 2 tahun, jadi aku tidak ikut mendampinginya ke Gontor. Ayahnya yang mendampingi dia untuk daftar dan ikut ujian masuk Gontor. Ribuan calon santri berkumpul di Gontor Pusat Ponorogo Jawa Timur. Petualangan anakku berlanjut disana.

    Suka cita, ketakutan, rasa tak percaya diri bercampur menjadi satu. Ayahnya pun selalu menguatkan anakku untuk bisa fokus dan percaya diri. Dan akhirnya rangkaian panjang dari pendaftaran, ujian dan pengumuman pun tiba. Seluruh calon santri dikumpulkan dengan memakai baju putih hitam serta peci. Pengumuman yang disampaikan hanya disebutkan nomer peserta saja. Berjam-jam kami menunggu. Saat nomer peserta anakku terlewati, alias tidak disebutkan. Dia menangis dalam hatinya. Yaa Allah aku telah gagal meraih mimpiku masuk Gontor. 

    Rasa putus asa menyelimuti benaknya. Tetapi ternyata dia salah. Nomer yang disebutkan sebelumnya adalah untuk calon santri yang diterima di Gontor 1. Sementara masih ada lagi Gontor 2, 3, 4, 5 dan 6. Perasaan optimispun kembali menyelimuti benak anakku. Dan tak lama setelah selesai pembacaan santri yang diterima di Gontor 1, nomer anakku disebutkan di Gontor 2. Alhamdulillah yaa Allah....tidak ada perayaan, teriakan, ataupun celebrasi lainnya. Hanya ucap syukur dalam hati. Luar biasa...seandainya aku ada disana pasti tak kuat menahan rasa haru. Anakku...kau hebat. Kau mampu bersaing dengan ribuan orang dari dalam dan luar negeri. Lanjutkan petualanganmu nak. Kami akan selalu mendukungku. Di tahun terakhirmu di Gontor, jadilah santri yang santun dan mengayomi adik-adikmu disana....Selamat berjuang Kiki....Kami menantikanku kembali di 2022 sebagai alumni Gontor. 


By KUSRINAWATI, S.Si

2 Feb 2021

Menjemput Impian di Kampus Biru UGM

     


    Masa-masa SMA adalah masa remaja yang penuh warna. Penuh keceriaan dan suka cita dengan teman sebaya. Sekolah SMA tempatku belajar adalah salah satu sekolah favorit di Jogjakarta. Lebih tepatnya sekolahku merupakan almamater Gubernur DIY saat ini yaitu Sri Sultan HB X. Tentunya rasa bangga bisa diterima di sekolah ini, yaitu Namche sebutannya. Tapi kadang juga disebut dengan Depazter alias depan pasar Terban. Karena lokasi sekolah yang berada tak jauh dari Pasar Terban. Nama sekolahku ini adalah SMAN 6 Yogyakarta. 

    Perjuangan untuk bisa diterima di sekolah ini merupakan perjuangan yang luar biasa. Berasal dari keluarga yang kurang mampu dan yatim, membuatku harus berjuang keras mencapai impian dan cita-cita untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan. Ibuku sudah beberapa kali berkata, "Kamu harus sekolah di sekolah negeri, nduk. Kalau di sekolah swasta, ibu gak bisa biayain". Kalimat itulah yang terngiang selalu di telingaku. Aku gak mau putus sekolah. Aku harus bisa sekolah yang tinggi. 

    Pada waktu menjang EBTANAS, yaa itulah namanya dulu, aku mempersiapkan diri dengan dibantu kakak-kakakku yang saat itu sudah kuliah di UGM. Mereka selalu mendukungku untuk bisa meraih impian dan cita-citaku. Mereka pula lah cermin untukku. Kalau mereka bisa, kenapa aku tidak? Karena tidak memiliki biaya untuk ikut bimbingan belajar, maka merekalah tutorku. Gratis pula...hehe

    Akhirnya saat kelulusan SMP pun tiba dan aku mengetahui hasil ujianku. Perjuangan berikutnya adalah mencari sekolah negeri yang sesuai dengan nilaiku. Alhamdulillah nilaiku lumayan bagus, sehingga kakakku berani mendaftarkan aku di salah satu sekolah favorit di Jogja. Aku hanya duduk manis di rumah, sementara kakakku yang dengan setia menanti hasil pengumuman di SMA. Dan Alhamdulillah diterima. Betapa senang dan bahagianya ibu dan kami semua.

    Perjalanan manis kulalui semasa SMA. Tidak ada bully ataupun kejadian buruk lainnya. Semua teman di sekolah sangat baik, meskipun aku dari keluarga tidak mampu. Tak pernah sekalipun ada yang membully karena kekuranganku. Masa SMA yang menyenangkan kulalui tanpa terasa sudah 3 tahun. Di tahun terakhir aku harus fokus menentukan masa depanku. Mau kuliah dimana aku? Tujuan utama dan pasti yaa kampus negeri. Yaitu antara UGM atau UNY. Akhirnya diputuskan mendaftar di UGM. 

    Setelah pengumuman kelulusan SMA, aku masih harus berkutat dengan buku-buku yang super banyak. Alhamdulillah dapat sumbangan buku dari teman-teman kakakku. Jadi tak perlu lagi membeli buku persiapan UMPTN...yaa itu dulu namanya. 2 hari waktu ujian telah dilalui. Setelah itu hanya bisa berdoa untuk keberhasilanku. Tiba saatnya pengumuman kelulusan UMPTN yang waktu itu tahun 1996 bersamaan dengan Olimpiade Atlanta di Amerika Serikat. Biasanya sehari sebelum pengumuman UMPTN itu tiba, yang diterima akan mendapatkan surat dari POS. Karena aku tidak mendapat surat, jadi aku pun pesimis dengan hasilnya. Aku dan saudaraku pun asik melihat tayangan olimpiade di TV hitam putih milik kami.

    Rasa penasaran pun menyerang kakakku. Dengan sepeda onthelnya, dia mencari koran Kedaulatan Rakyat. Akhirnya dapatlah koran yang dicari. Satu demi satu dia mencari namaku dan nomer peserta ujian. RINAAAAA....terdengar teriakan kakakku diluar rumah.... Alhamdulillah aku diterima di Universitas Gadjah Mada....Rasa syukur tak terhingga membuat ibuku menangis karena bahagia. Kami sangat bahagia. Kampus Biru idamanku UGM...I'm coming

Dan perjalanan indahku menjemput impian dan masa depan dimulai di UGM....


By KUSRINAWATI

    

1 Feb 2021

Corona strikes again






Hari ini tanggal 01 Februari 2021 mengawali hari pertama di bulan Februari, sekolah kami melakukan lockdown selama 2 minggu. Hal ini dikarenakan ada salah satu keluarga guru yang positif covid 19. Segala perlengkapan untuk antisipasi telah dipersiapkan sebelumnya. Sekolah kembali disterilkan dari virus. Semua guru yang tadinya mulai aktif work from office pun harus dirumahkan kembali alias work from home again.
Inilah sekolah tercinta kami SMPN 2 Kramatwatu Kabupaten Serang Banten. Di tempat inilah kami mendidik anak-anak bangsa penerus negeri. Sejak Pandemi Covid-19 menyerang, aktifitas di sekolah berkurang drastis. Siswa diharuskan belajar di rumah untuk waktu yang belum bisa ditentukan. Kebosanan melanda siswa dan juga guru. Pertanyaan demi pertanyaan selalu menghampiri kami. "Bu, kapan sekolah lagi?"
Kami di sekolah tidak berani membuka sekolah seperti sebelumnya. Akan tetapi kondisi sekolah pun tetap harus mendapatkan perhatian khusus. Sekian lama tidak ada yang datang ke sekolah menyebabkan sekolah terlihat kotor. Akhirnya kami mengadakan wisata sekolah. Tujuan wisata sekolah ini diantaranya adalah untuk menghilangkan kejenuhan siswa belajar jarak jauh. Dalam kegiatan wisata sekolah ini, guru mengarahkan siswa untuk menata kembali lingkungan sekolah dan juga kelasnya. Mereka menata kembali lingkungan sekolah, merawat tanaman, membersihkan kelas dan ternyata itu mereka lakukan dengan penuh rasa suka cita.
"Apakah seluruh siswa mengikuti kegiatan wisata sekolah?" TIDAK
Hal ini tetap kami lakukan untuk tetap menomorsatukan aturan kesehatan selama pandemi covid-19. Jadi siswa yang datang pun bergantian dengan jumlah yang tidak banyak. 

Meskipun kami dalam kondisi lockdown, tetapi tidak menutup kecintaan kami kepada sekolah. Sebagai pendidik kami tetap menjalankan tugas di sekolah dengan menerapkan protocol kesehatan yang sangat ketat. Hal ini untuk mengantisipasi menyebarnya virus corona.

Kami mempunyai banyak waktu untuk lebih meningkatkan kemampuan diri dalam melakukan pembelajaran. Pembelajaran yang menarik bagi siswa, efektif serta efisien.  Meskipun siswa belajar di rumah, kami tetap memberikan pelayanan pembelajaran yang maksimal untuk mereka. Tetap semangat belajar, baik siswa maupun guru.

Ayo kita lawan corona….

BY KUSRINAWATI, S.Si
 

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes