CGP

KEEP STUDYING SOCIAL STUDIES AND GEOGRAPHY WITH KUSRINAWATI,S.Si

20 Apr 2022

KESEPAKATAN KELAS

Oleh Kusrinawati, S.Si.

CGP Angkatan 4 Kabupaten Serang

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, mulai dari kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar adalah guru dan murid sehingga keduanya perlu menjalin hubungan yang baik agar bermuara pada pembelajaran yang menyenangkan. Perlu ada kesepakatan antara guru dan murid yang nantinya kesepakatan inilah yang menjadi acuan dalam penerapan disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung.

Kesulitan mengarahkan murid pada saat belajar dari rumah dimasa pandemik covid 19 ini menantang guru untuk terus reflektif mencari cara untuk menarik minat murid untuk mau belajar dan konsisten mengikuti pembelajaran. Salah satu cara yang yang paling tepat untuk menciptakan kedisiplinan yang bersumber dari kesadaran murid adalah dengan adanya kesepakatan kelas. 

Kesepakatan Kelas mengedepankan peran aktif siswa sebagai subjek pendidikan, sehingga setiap pendapat siswa perlu dihargai. Lewat kesepakatan kelas, anak-anak sekaligus belajar tentang nilai-nilai demokrasi, serta pentingnya bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang mereka buat sendiri.

Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru serta harapan guru dan murid terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Berikut ini adalah proses kesepakatan kelas yang dilakukan di SMPN 2 Kramatwatu


REFLEKSI PELAKSANAAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH :
1. Murid melakukan kegiatan-kegiatan dengan sukarela dan merasa senang. Sehingga kegiatan dapat terlaksana secara konsisten
2. Kesepakatan kelas dilaksanakan dan ditaati oleh murid dan diterapkan secara berkelanjutan.
3. Murid tidak terbebani dengan semua kegiatan budaya positif yang dilakukan di sekolah, bahkan murid merasa bahagia dan senang karena merasa lebih damai dan nyaman dalam proses pembelajaran


12 Jan 2022

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF

 TUGAS MODUL 1.4.a.10.2
AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF - FORUM BERBAGI AKSI NYATA

Oleh
KUSRINAWATI, S.Si.
(CGP ANGKATAN 4 KAB SERANG BANTEN)


Latar Belakang

Pada pelajaran IPS, banyak hal-hal ilmu sosial yang membutuhkan konsentrasi serta pemahaman dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Sehingga dalam proses pembelajarannya diperlukan suasana belajar yang menyenangkan serta kondusif agar apa yang dipelajari bisa dipahami serta diterapkan langsung oleh siswa dalam kehidupan nyata. Pembelajaran kondusif dan menyenangkan bisa dibentuk dengan adanya lingkungan kelas yang nyaman, bersih serta indah. Kedisiplinan siswa dalam belajar juga diperlukan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Disiplin dalam hal waktu, mengumpulkan tugas, serta disiplin sesuai dengan jadwal setiap harinya baik itu mata pelajaran maupun piket kebersihan kelas. Kebiasaan berdoa sebelum belajar serta bersikap santun terhadap guru juga merupakan salah satu hal yang bisa dikembangkan menjadi budaya positif. Sekolah seyogyanya berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya melakukan budaya atau kebiasaan yang positif. Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan tersebut. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menajdi kekhasan dari sekolah. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Jika budaya positif mengakar dalam setipa diri peserta didik, maka Profil Pelajar Pancasila akan terwujud.





Pelaksanaan BUDAYA POSITIF dan KESEPAKATAN KELAS





Selengkapnya dapat disimak dalam youtube dibawah ini 


REFLEKSI PELAKSANAAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH :
1. Murid melakukan kegiatan-kegiatan dengan sukarela dan merasa senang. Sehingga kegiatan dapat terlaksana secara konsisten
2. Kesepakatan kelas dilaksanakan dan ditaati oleh murid dan diterapkan secara berkelanjutan.
3. Murid tidak terbebani dengan semua kegiatan budaya positif yang dilakukan di sekolah, bahkan murid merasa bahagia dan senang karena merasa lebih damai dan nyaman dalam proses pembelajaran


29 Dec 2021

Pembuatan Blog CGP

 Hari ini tanggal 29 Desember 2021, mengadakan tutorial membuat Blog bagi rekan-rekan CGP angkatan 4 Kab. Serang Banten. Alhamdulillah senangnya bisa berbagi ilmu dengan teman-teman CGP. Semangat man teman




Praktek membuat flippbook dan membagikannya di blog

18 Apr 2021

BELANJA LEBARAN

 

Hari ini tanggal 17 April 2021 merupakan hari kelima di bulan Ramadan. Hari ini juga merupakan hari pertama Annisa tidak berpuasa. Sebagai seorang wanita tentunya wanita ada waktu untuk tidak berpuasa dan beribadah yang lainnya, yaitu karena sedang berhalangan/haid. Tentunya Annisa kecewa karena tidak bisa berpuasa di bulan Ramadan ini. Sudah punya hutang puasa.

Annisa memanfaatkan waktu tidak puasanya untuk melakukan kegiatan berbelanja keperluan Lebaran lebih awal. Hal ini menurut Annisa lebih efektif karena dia tidak berpuasa sehingga tidak berpengaruh pada kondisi badannya. Dia bisa lebih gesit karena factor barang yang harus dia beli cukup banyak.  Butuh stamina lebih untuk berbelanja dalam jumlah banyak. Hari itu dia menyampaikan kepada suaminya akan berbelanja kebutuhan Lebaran di sebuah supermarket besar dan terlengkap di kota mereka. Sang suami menolak karena pasti akan memakan waktu lama dan melelahkan. Annisa sudah memiliki solusi untuk itu. Sang suami cukup menunggunya di rumah saat Annisa berbelanja. Sang suami hanya perlu mengantar dan menjemputnya setelah selesai. Suaminya pun tersenyum mengiyakan.

Mobil dikeluarkan dari garasi rumah mereka yang cukup asri di tengah kota. Anak mereka yang berusia 4.5 tahun pun ikut serta mengantar sang mamah ke supermarket. Sesampainya di supermarket, Annisa turun dari mobil. Saat sang suami hendak menginjak gas mobilnya, sang anak menangis ingin ikut berbelanja dengan mamahnya. Akhirnya sang anak ikut mamahnya berbelanja.

Memasuki area belanja supermarket, terlihat banyak sekali stok barang-barang disana. Banyak sekali item yang dijual sale/diskon, bonus dan harga yang sangat terjangkau. Hal ini membuat Annisa merasa ingin membeli semuanya. Tetapi Annisa tetap berpedoman pada daftar belanja yang sudah dia buat sebelumnya. Mulailah mereka mencari barang-barang sesuai daftar. Tanpa terasa sudah 2 jam dia berputar-putar di supermarket itu. Hal ini membuat sang anak kelelahan sehingga anaknya hanya duduk di troli yang didorong Annisa. Tiba-tiba HP Annisa berbunyi. Suaminya menelepon kalau di rumah ada temannya yang sedang bertamu, sehingga kemungkinan agak terlambat saat menjemput nanti. Annisa tidak masalah karena mereka juga masih antri lama di kasir.

Selesai membayar semua belanjaan di kasir, Annisa pun mencoba menelpon suaminya untuk dijemput. Sang suami minta Annisa menunggu beberapa saat lagi. Annisa dan anaknya meresa tak sabar ingin segera pulang, sehingga berinisiatif untuk pulang menggunakan angkutan umum. Sang anak yang dari tadi duduk di troli, diminta turun dan mulailah mereka berjalan keluar. Sang anak tiba-tiba teriak, “mamah sandal dedek lepas”, Annisa menjawab, “pakai lagi sendalnya dedek”. Sambil berjalan keluar. Angkutan umum pun datang dan Annisa bergegas masuk saat sang anak berkata, “mamah, dedek gak pakai sandal”. Annisa pun terkejut dan akhirnya Annisa turun dan menitipkan sang anak pada kondektur angkot karena ingin mengambil sandal anaknya. “Pak nitip anak bentar yaa, saya mau ambil sandal anak saya dulu’.

Annisa menjerit sejadinya saat kembali ke tempat angkot dan mendapati angkot itu sudah tidak ada. Dia menangis menjerit-jerit sambil memanggil nama anaknya. Hujan mulai turun dan belanjaannya pun basah. Dia masih terus lari kesana kemari sambil memanggil anaknya. Ada pedagang buah dekat tempat Annisa berdiri. Sang pedagang memintanya berteduh dan menanyakan tentang masalahnya. Annisa bercerita bahwa anaknya dia titipkan kepada kondektur angkot. “Betapa bodohnya saya, sudah memilih sandal daripada anak saya sendiri. Saya tidak sadar bahwa saya sudah membahayakan diri anak saya. Yaa Allah kemana anak saya? Kemana saya harus mencarinya?” Annisa menangis sekencang-kencangnya karena kehilangan anak semata wayangnya. Tubuhnya berguncang hebat dan tiba-tiba...bruuuukkk.....Annisa terjatuh dari kasur dan  terbangun dari tidurnya.


 

 

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes