14 Jul 2022
Aksi Nyata 3.3 Program yang Berdampak Pada Murid-Sholat Dhuha dan Membaca Al-Quran
25 Apr 2022
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN (3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi)
(Koneksi Antarmateri):
- Bagaimana
pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki
pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin pembelajaran diambil?
Ki Hadjar
Dewantara (KHD) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan sistem among yaitu
berdasarkan pada prinsip asah, asih asuh. Di samping itu, pendidikan juga
memiliki dua poin penting yaitu kodrat alam dan kodrat zaman (kemerdekaan anak).
Beliau menyampaikan bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan
kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Di dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin (guru) harus
menerapkan sistem among (menuntun) agar mampu mendorong tumbuh kembangnya
potensi siswa. Adapun pratap triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang
diusung oleh KHD antara lain:
· Ing ngarsa sung tuladha, maknanya
adalah seorang guru menjadi teladan bagi muridnya.
· Ing madya mangun karsa, maknanya
yaitu seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan muridnya.
· Tut wuri handayani, yaitu peran guru
sebagai motor penggerak yang memotivasi serta mendorong muridnya berkembang
sesuai potensinya.
- Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Pengambilan
keputusan merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin
sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam
pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah
sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai
kebajikan universal.
Dalam
pengambilan sebuah keputusan akan ada dua hal yang kita temukan yaitu bujukan
moral dan dilema etika. Peran guru sebagai pengambil keputusan harus mampu yang
memandirikan, berpihak pada murid, kolaboratif serta reflektif. Ketepatan dalam
pengambilan keputusan dalam melancarkan arah dan tujuan pembelajaran serta
menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Proses
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfull), sadar
dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada
- Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah
dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Keterampilan
coaching penting dimiliki seorang guru dalam membekali dirinya sebagai seorang
pemimpin. Seorang guru harus mampu menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi untuk
solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Untuk membuat keputusan
yang mengutamakan kepentingan murid, diperlukan kesamaan visi, budaya, serta
nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi. Keterampilan coaching
dengan model TIRTA akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya, mampu
melihat paradigma pengambilan keputusan serta berbagai sudut pandang sehingga
mengambil keputusan yang tepat.
- Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Sebagai guru
kita harus bisa dan mampu untuk memfasilitasi semua perbedaan minat serta gaya
belajar murid di kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses kegiatan belajar
mengajar menjadi sesuatu kegiatan yang menyenangkan murid dan sesuai dengan
profil belajar murid. Oleh karena itu diperlukan suatu keputusan yang tepat
agar semua kepentingan murid bisa kita fasilitasi. Aspek sosial dan emosional
ini diperlukan agar guru bisa memberikan suatu pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi murid dan bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid, sehingga
mampu mewujudkan merdeka belajar.
- Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Dalam
menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru dihadapkan dalam situasi yang
mengandung dilema etika dan bujukan moral.
·
Bujukan moral
atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang
dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
·
Dilema etika atau
benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan
pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
Ketika kita
menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang
bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum
ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang
bisa dikategorikan seperti di bawah ini.
· Individu lawan masyarakat (individual
vs community)
· Rasa keadilan lawan rasa kasihan
(justice vs mercy)
· Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty)
· Jangka pendek lawan jangka panjang
(short term vs long term)
Dalam
pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip
ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh
tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144).
Ketiga prinsip tersebut yaitu.
· Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking)
· Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking)
· Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking)
- Bagaimana pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan
keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil telah
mempertimbangkan beberapa aspek dan mengikuti 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan serta telah melakukan pengujian benar atau salah (uji
legal, uji regulasi, uji intuisi, Uji halaman depan, Uji panutan). Ketika
seorang pendidik telah melaksanakan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan tersebut, maka niscaya keputusan yang diambil akan tetap menciptakan
lingkungan yang positif dengan tetap melakukan refleksi terhadap keputusan yang
diambil.
9 langkah
yang telah disusun untuk memandu dalam mengambil dan menguji keputusan dalam
situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang
bertentangan.
· Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang
saling bertentangan
· Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini.
· Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dalam situasi ini.
· Pengujian Benar atau Salah
· Uji legal- Apakah ada aspek
pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?
· Uji regulasi- Apakah ada pelanggaran
peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?
· Uji intuisi- Berdasarkan perasaan dan
intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
· Uji Halaman Depan Koran- Apa yang
Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah
Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus tersebut
bukan kasus dilema etika, namun bujukan moral.
· Uji Panutan/Idola- Kira-kira, apa
keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
· Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
· Prinsip Pengambilan Keputusan
· Investigasi Opsi Trilemma
· Buat Keputusan
· Tinjau lagi keputusan Anda dan
refleksikan.
- Selanjutnya,
apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan
untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika
ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam
mengambil keputusan yang berdampak positif bagi lingkungan tentunya terdapat
berbagai kesulitan yang terjadi dilapangan. Didalam satuan pendidikan sering
terjadi saat dalam mengambil keputusan menghadapi kendala dilema etika. Hal ini
bisa bisa saja dipengaruhi beberapa faktor didalamnya. Kesulitan yang paling
sering terjadi saat pembelajaran jarak jauh kemarin adalah diantaranya ketika
berhadapan dengan dilema etika kasus pemberian nilai pada sisiwa yang memiliki
keterbatasan penggunaan gawai dan sarana pjj lainnya. Di satu sisi guru wajib
member nilai di sisi lain kondisi and keadaan siswa serta orangtuanya yang
sulit berkoordinasi karena letak geografis yang sulit terjangkau.
- Dan pada
akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil sebuah
keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada siswanya. Seorang pemimpin
(guru) harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya
(siswa). Guru juga harus mampu membangun
semangat orang-orang yang dipimpinnya (siswa), dan juga harus mampu memberikan
motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (siswa) untuk dapat mengembangkan
minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.
Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang
memerdekakan murid. Keputusan tersebut tentunya dapat membentuk karakter murid
serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Tentunya Ia akan tetap semangat
dalam mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan pendidikan nya sehingga Ia dapat
memperoleh pendidikan yang layak demi masa depannya.
- Bagaimana seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Setiap pengambilan keputusan ataupun kebijakan yang diambil
oleh pendidik sebagai pemimpin pembelajaran tentunya sangat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan muridnya. Jika seorang pendidik mengambil keputusan
yang kurang arif dan bijaksana terhadap dilema yang dihadapi dengan peserta
didiknya, maka hal ini akan berdampak kepada hal-hal yang kurang baik bagi
murid tersebut
- Apakah kesimpulan
akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan
keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan
yang dapat diambil daripembelajran pada modul ini diangtaranya adalah bahwa dalam
pengambilan keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran
sangat mempengaruhi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan murid khususnya
terhadap pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Trilokanya.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik juga mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya serta pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidu
20 Apr 2022
KESEPAKATAN KELAS
Oleh Kusrinawati, S.Si.
CGP Angkatan 4 Kabupaten Serang
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak yang terlibat, mulai dari kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar adalah guru dan murid sehingga keduanya perlu menjalin hubungan yang baik agar bermuara pada pembelajaran yang menyenangkan. Perlu ada kesepakatan antara guru dan murid yang nantinya kesepakatan inilah yang menjadi acuan dalam penerapan disiplin saat proses belajar mengajar berlangsung.
Kesulitan mengarahkan murid pada saat belajar dari rumah dimasa pandemik covid 19 ini menantang guru untuk terus reflektif mencari cara untuk menarik minat murid untuk mau belajar dan konsisten mengikuti pembelajaran. Salah satu cara yang yang paling tepat untuk menciptakan kedisiplinan yang bersumber dari kesadaran murid adalah dengan adanya kesepakatan kelas.
Kesepakatan Kelas mengedepankan peran aktif siswa sebagai subjek pendidikan, sehingga setiap pendapat siswa perlu dihargai. Lewat kesepakatan kelas, anak-anak sekaligus belajar tentang nilai-nilai demokrasi, serta pentingnya bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang mereka buat sendiri.
Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap guru serta harapan guru dan murid terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Berikut ini adalah proses kesepakatan kelas yang dilakukan di SMPN 2 Kramatwatu
12 Jan 2022
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF