Pada liburan Idul Fitri 2011 aku pulang ke kampung halamanku yaitu Yogyakarta. Kota yang selalu kurindukan saat aku merantau di Serang Banten. Selama 2 tahun aku merantau di Serang karena diterima bekerja disini. Hidup seorang diri di perantauan membuatku selalu merasa rindu pada ibuku dan kampung halaman. Oleh karena itulah setiap libur aku selalu menghabiskan waktu di Jogja bersama ibu dan keluargaku. Sebagai pendidik tentunya aku mempunyai waktu libur yang lebih banyak dibandingkan pegawai lainnya. Akhir semester, kenaikan kelas dan Idul Fitri merupakan saat yang aku tunggu-tunggu. Karena pada saat itulah aku bisa pulang menghabiskan waktu libur di kampung halaman. Libur hari raya kali ini terasa berbeda dari biasanya. Berbagai macam agenda liburan seolah sudah menantiku di Jogja. Biasanya aku lebih suka menghabiskan waktu liburku bersama orangtua dan keluarga di rumah. Tetapi kali ini berbeda dari biasanya. Kepulanganku kali ini sudah dinantikan tidak hanya orangtua, keluarga, tetapi juga teman-temanku. Teman-teman semasa SMA dulu sudah menanti untuk melakukan reuni. Sudah beberapa kali aku menolak ajakan mereka untuk datang ke acara reuni. Hal itu karena aku tidak cukup percaya diri bertemu dengan teman-temanku yang sekarang sudah menjadi orang-orang yang sukses. Salah satu teman baikku baik SMA telah berhasil meyakinkanku untuk datang ke acara reuni itu.
Agenda reuni dengan teman-teman SMA ini acaranya sebenarnya sangat sederhana tetapi cukup menyenangkan bagiku. Kami berkumpul di suatu rumah makan cukup terkenal di Jogjakarta yaitu "The House of RAMINTEN". Walaupun aku asli Jogja, tetapi ini adalah kali pertamaku menginjakkan kaki di rumah makan ini. Restoran ini sangat unik. Keunikan ini bisa dilihat sejak pertama kali memasuki restoran, kita disambut dengan alunan musik Gending Jawa dan aroma dupa yang terasa di indera penciuman. Terdapat beberapa wanita sedang membatik di salah satu sudut ruangan. Tentunya ini sangat jarang kita temukan di restoran lainnya.
Menu restoran "The House of Raminten" ini juga berbeda dari restoran lainnya. Mulai dari nama, bentuk, hingga rasanya yang khas, semua hal itu dapat memancing rasa penasaran pengunjung. Contohnya adalah menu ayam koteka, ini merupakan menu berbahan dasar ayam yang dibungkus dalam batang bambu. Harga dari semua menu di restoran ini pun sangat bersahabat di kantong. Porsi nya pun besar, sehingga kita harus menghabiskan satu menu bersama-sama. Restoran ini selalu ramai oleh pengunjung. Sehingga wajar saja apabila menu yang kita pesan pun memerlukan waktu lebih lama untuk bisa dinikmati.
Sambil menunggu pesanan datang, kamipun berbincang-bincang dan bersenda gurau mengingat kenakalan kami saat remaja dulu. Tempat yang nyaman dengan desain khas didominasi oleh elemen kayu, membuat kami betah berlama-lama disana. Pesanan kamipun datang, dan mulailah kami menyantap makanan dengan saling mengambil pesanan orang lain. Itu adalah keisengan kami sejak dulu, saling mengambil makanan teman lainnya. Kami sangat senang bisa bertemu kembali setelah 15 tahun lebih tak berjumpa. Kenangan kami akan kebersamaan saat SMA seakan terulang kembali. Tanpa terasa sekarang sudah 10 tahun sejak terakhir bertemu, semoga setelah berlalunya Pandemi Covid-19 ini kita bisa bersua kembali.
BY KUSRINAWATI