Hari yang sangat cerah
pagi ini. Hampir semua karyawan bapak sudah datang untuk mengambil becak dan
memulai aktifitas menarik becak hari ini. Bapak adalah pemilik beberapa becak
yang disewakan. Bapak tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta. Becak bapak
cukup banyak. Sekitar 16 becak yang dimilikinya. Penghasilan sehari-haripun
bisa cukup banyak. Hasil setoran becak dalam sehari itu cukup untuk biaya makan
1 minggu. Wah betapa besarnya penghasilan bapak. Bapak masih berusia cukup
muda, yaitu 30 tahun dan ibu berusia 20 tahun. Saat itu mereka sudah memiliki 2
orang anak, yaitu Aminah dan Budiman. Jadi bisa dikatakan bahwa bapak dan ibu
adalah pasangan muda yang sukses dan kaya. Walaupun sebenarnya bapak dan ibu
bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Bapak hanyalah lulusan SMP dan ibu
lulusan SD. Tapi itu tidak menghalangi mereka untuk bisa menghasilkan uang yang
banyak dan sukses di usia yang masih relatif muda.
Usaha bapak semakin
hari semakin maju dan bisa membeli lagi becak yang kemudian disewakan pada
orang lain. Akhirnya bapak bisa menambah 4 becak. Jadi bapak sekarang memiliki
20 becak. Banyak orang yang juga tetangga bapak ingin bekerja menarik becak.
Tapi rupanya becak bapak tidak mencukupi untuk disewakan pada mereka. Usaha
bapak berjalan lancar. Tidak ada masalah yang berarti yang ditemui oleh bapak.
Suatu hari ada salah
satu karyawan bapak pulang lebih awal dari biasanya. Dengan tergesa-gesa, dia menemui
bapak dan menceritakan kejadian yang menimpanya hari ini. Dia bilang pada bapak
bahwa becaknya diambil Satpol PP. Karena dia melanggar peraturan. Akhirnya
bapak datang ke kantor Satpol PP dan berusaha mengambil kembali becaknya.
Setelah berbicara dengan petugas dan bapak mendapat teguran, hari itu bapak
diperkenankan membawa kembali becaknya. Alhamdulillah masalah telah
terselesaikan.
Seiring berjalannya
waktu, becak yang dimiliki bapak pun banyak yang mengalami kerusakan. Tetapi
masalah itu bisa terselesaikan dengan melakukan servis pada semua becak yang
bapak miliki. Dengan bertambahnya becak yang dimiliki bapak, penghasilan pun
bertambah. Akhirnya bapak memiliki inisiatif untuk membeli mobil. Mobil ini
nantinya juga akan disewakan. Setelah memilih dan mencari informasi tentang
mobil, akhirnya bapak memutuskan membeli mobil hari itu. Hari sudah gelap waktu
bapak ingin melakukan test drive pada mobil barunya. Bapak membawa mobil itu ke
jalan raya. Malang tak dapat dihindarkan. Bapak menabrak pembatas jalan atau
trotoar dan mobilnya terbalik. Kecelakaan itu mengakibatkan bapak kehilangan 2
tulang rusuknya karena patah. Selama 2 minggu bapak dirawat di rumah sakit.
Alhamdulillah akhirnya bapak kembali sembuh dan bisa beraktifitas lagi.
Suatu hari ibu memberi
kabar gembira kepada bapak. Bahwa ibu sedang mengandung anak yang ketiga. Wah
betapa senang dan bahagianya bapak saat itu. Karena bapak memang ingin punya
banyak anak. Pada saat mengandung itu, ibu sangat dimanjakan sama bapak dan
juga semua penarik becak milik bapak. Saat ibu ngidam, pegawai yang menarik
becak berebut untuk memenuhi keinginan ibu. Setiap hari mereka membawa banyak
makanan dan buah-buahan untuk ibu. Semua keinginan ibu selama hamil selalu
terpenuhi. Ibu menjadi wanita hamil yang paling bahagia. Ibu memiliki rencana
ingin melahirkan di Cirebon, kampung halaman bapak. Bapak memiliki rumah besar
di Cirebon. Rumah yang dibangun dari penghasilan bapak selama di Jakarta. Semua
telah dipersiapkan disana. Akhirnya memasuki usia kandungan 8 bulan, ibu
kembali ke Cirebon bersama bapak. Seminggu sekali bapak ke Jakarta untuk
mengambil uang setoran becak.
Saat semua orang
telelap malam itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara orang berteriak “kebakaran
kebakaran”. Ternyata rumah bapak dan ibu terbakar. Bapak langsung mengamankan
ibu dan 2 anaknya. Mereka diamankan keluar jauh dari lokasi kebakaran. Ibu
menangis. Sedih sekali disaat usia kandungan sudah memasuki usia 9 bulan harus
mendapatkan musibah. Habis semua rumah dan seisinya dimakan api.
Setelah peristiwa
kebakaran itu, ibu meminta pulang ke kampung halamannya yaitu Yogyakarta. Bapak
memang membeli rumah di kampung ibu seluas 200 m2. Tapi rumah disana
masih berupa rumah bilik atau terbuat dari bambu. Rumah yang masih sangat
sederhana. Karena semenjak beli, bapak tidak memiliki kesempatan untuk
merenovasinya. Sementara uang bapak habis ikut terbakar waktu itu. Dengan sisa
sedikit uang, bapak, ibu dan anak-anaknya kembali ke Jogjakarta. Pada tanggal
20 Januari 1971 lahirlah kakakku Suparman. Kakakku terlahir di Jogjakarta.
Setelah usia 3 bulan, bapak memboyong ibu kembali ke Jakarta karena tidak tega
melihat ibu tinggal di rumah yang sangat sederhana. Bapak kembali ke Jakarta
karena ingin mengurus kembali becak yang ditinggalkannya. Tahun demi tahun
berganti dan bapak pun dikaruniai lagi anak ke empat, yaitu Herman. Kebahagiaan
bapak dan ibu masih sama seperti mereka baru pertama kali memiliki anak.
Usaha bapak semakin berkembang. Setoran tiap hari pun semakin bertambah. Sampai akhirnya terjadi pergantian gubernur Jakarta waktu itu. Bapak Ali Sadikin yang menjadi gubenur Jakarta waktu itu. Bapak gubernur memiliki kebijakan baru dengan melarang becak beroperasi di Jakarta. Karena dianggap terlalu banyak becak berkeliaran di Jakarta. Kebijakan itu menimbulkan gejolak di masyarakat. Tapi rakyat tidak bisa berbuat banyak. Begitupun dengan bapak. Akhirnya usaha bapak pun lama kelamaan mengalami kebangkrutan. Karena satu demi satu becak berhenti beroperasi dan tidak ada lagi setoran dari becak. Sekuat apapun bapak berusaha bertahan, tapi kebangkrutan itu tidak bisa terhidarkan lagi. Di tengah keputusasaan itu, bapak dan ibu memutuskan kembali ke kampung halaman ibu di Jogjakarta.
Hari yang sangat cerah
pagi ini. Hampir semua karyawan bapak sudah datang untuk mengambil becak dan
memulai aktifitas menarik becak hari ini. Bapak adalah pemilik beberapa becak
yang disewakan. Bapak tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta. Becak bapak
cukup banyak. Sekitar 16 becak yang dimilikinya. Penghasilan sehari-haripun
bisa cukup banyak. Hasil setoran becak dalam sehari itu cukup untuk biaya makan
1 minggu. Wah betapa besarnya penghasilan bapak. Bapak masih berusia cukup
muda, yaitu 30 tahun dan ibu berusia 20 tahun. Saat itu mereka sudah memiliki 2
orang anak, yaitu Aminah dan Budiman. Jadi bisa dikatakan bahwa bapak dan ibu
adalah pasangan muda yang sukses dan kaya. Walaupun sebenarnya bapak dan ibu
bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Bapak hanyalah lulusan SMP dan ibu
lulusan SD. Tapi itu tidak menghalangi mereka untuk bisa menghasilkan uang yang
banyak dan sukses di usia yang masih relatif muda.
Usaha bapak semakin
hari semakin maju dan bisa membeli lagi becak yang kemudian disewakan pada
orang lain. Akhirnya bapak bisa menambah 4 becak. Jadi bapak sekarang memiliki
20 becak. Banyak orang yang juga tetangga bapak ingin bekerja menarik becak.
Tapi rupanya becak bapak tidak mencukupi untuk disewakan pada mereka. Usaha
bapak berjalan lancar. Tidak ada masalah yang berarti yang ditemui oleh bapak.
Suatu hari ada salah
satu karyawan bapak pulang lebih awal dari biasanya. Dengan tergesa-gesa, dia menemui
bapak dan menceritakan kejadian yang menimpanya hari ini. Dia bilang pada bapak
bahwa becaknya diambil Satpol PP. Karena dia melanggar peraturan. Akhirnya
bapak datang ke kantor Satpol PP dan berusaha mengambil kembali becaknya.
Setelah berbicara dengan petugas dan bapak mendapat teguran, hari itu bapak
diperkenankan membawa kembali becaknya. Alhamdulillah masalah telah
terselesaikan.
Seiring berjalannya
waktu, becak yang dimiliki bapak pun banyak yang mengalami kerusakan. Tetapi
masalah itu bisa terselesaikan dengan melakukan servis pada semua becak yang
bapak miliki. Dengan bertambahnya becak yang dimiliki bapak, penghasilan pun
bertambah. Akhirnya bapak memiliki inisiatif untuk membeli mobil. Mobil ini
nantinya juga akan disewakan. Setelah memilih dan mencari informasi tentang
mobil, akhirnya bapak memutuskan membeli mobil hari itu. Hari sudah gelap waktu
bapak ingin melakukan test drive pada mobil barunya. Bapak membawa mobil itu ke
jalan raya. Malang tak dapat dihindarkan. Bapak menabrak pembatas jalan atau
trotoar dan mobilnya terbalik. Kecelakaan itu mengakibatkan bapak kehilangan 2
tulang rusuknya karena patah. Selama 2 minggu bapak dirawat di rumah sakit.
Alhamdulillah akhirnya bapak kembali sembuh dan bisa beraktifitas lagi.
Suatu hari ibu memberi
kabar gembira kepada bapak. Bahwa ibu sedang mengandung anak yang ketiga. Wah
betapa senang dan bahagianya bapak saat itu. Karena bapak memang ingin punya
banyak anak. Pada saat mengandung itu, ibu sangat dimanjakan sama bapak dan
juga semua penarik becak milik bapak. Saat ibu ngidam, pegawai yang menarik
becak berebut untuk memenuhi keinginan ibu. Setiap hari mereka membawa banyak
makanan dan buah-buahan untuk ibu. Semua keinginan ibu selama hamil selalu
terpenuhi. Ibu menjadi wanita hamil yang paling bahagia. Ibu memiliki rencana
ingin melahirkan di Cirebon, kampung halaman bapak. Bapak memiliki rumah besar
di Cirebon. Rumah yang dibangun dari penghasilan bapak selama di Jakarta. Semua
telah dipersiapkan disana. Akhirnya memasuki usia kandungan 8 bulan, ibu
kembali ke Cirebon bersama bapak. Seminggu sekali bapak ke Jakarta untuk
mengambil uang setoran becak.
Saat semua orang
terlelap malam itu, tiba-tiba dikejutkan dengan suara orang berteriak “kebakaran
kebakaran”. Ternyata rumah bapak dan ibu terbakar. Bapak langsung mengamankan
ibu dan 2 anaknya. Mereka diamankan keluar jauh dari lokasi kebakaran. Ibu
menangis. Sedih sekali disaat usia kandungan sudah memasuki usia 9 bulan harus
mendapatkan musibah. Habis semua rumah dan seisinya dimakan api.
Setelah peristiwa
kebakaran itu, ibu meminta pulang ke kampung halamannya yaitu Yogyakarta. Bapak
memang membeli rumah di kampung ibu seluas 200 m2. Tapi rumah disana
masih berupa rumah bilik atau terbuat dari bambu. Rumah yang masih sangat
sederhana. Karena semenjak beli, bapak tidak memiliki kesempatan untuk
merenovasinya. Sementara uang bapak habis ikut terbakar waktu itu. Dengan sisa
sedikit uang, bapak, ibu dan anak-anaknya kembali ke Jogjakarta. Pada tanggal
20 Juni 1972 lahirlah kakakku Suparman. Kakakku terlahir di Jogjakarta.
Setelah usia 3 bulan, bapak memboyong ibu kembali ke Jakarta karena tidak tega
melihat ibu tinggal di rumah yang sangat sederhana. Bapak kembali ke Jakarta
karena ingin mengurus kembali becak yang ditinggalkannya. Tahun demi tahun
berganti dan bapak pun dikaruniai lagi anak ke empat, yaitu Herman. Kebahagiaan
bapak dan ibu masih sama seperti mereka baru pertama kali memiliki anak.
Usaha bapak semakin
berkembang. Setoran tiap hari pun semakin bertambah. Sampai akhirnya terjadi
pergantian gubernur Jakarta waktu itu. Bapak Ali Sadikin yang menjadi gubenur
Jakarta waktu itu. Bapak gubernur memiliki kebijakan baru dengan melarang becak
beroperasi di Jakarta. Karena dianggap terlalu banyak becak berkeliaran di
Jakarta. Kebijakan itu menimbulkan gejolak di masyarakat. Tapi rakyat tidak
bisa berbuat banyak. Begitupun dengan bapak. Akhirnya usaha bapak pun lama
kelamaan mengalami kebangkrutan. Karena satu demi satu becak berhenti
beroperasi dan tidak ada lagi setoran dari becak. Sekuat apapun bapak berusaha
bertahan, tapi kebangkrutan itu tidak bisa terhidarkan lagi. Di tengah
keputusasaan itu, bapak dan ibu memutuskan kembali ke kampung halaman ibu di
Jogjakarta.