Masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sudah berlangsung beberapa bulan hingga sekarang dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan mulai dari segi ekonomi, sosial, politik dan termasuk didalamnya bidang pendidikan. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah memutuskan bahwa kegiatan pembelajaran selama masa pandemi beberapa bulan ini dilaksanakan di rumah (BDR).
Kegiatan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama beberapa bulan ini tentunya menimbulkan berbagai tantangan baru bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pendidik, orang tua dan tentunya terhadap para peserta didik itu sendiri. pada saat pertama kali kegiatan pembelajaran jarak jauh di launching terdapat pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Pada awal pelaksanaan PJJ yang diputuskan sangat mendadak karena situasi dan kondisi awal pandemi yang sangat mengkhawatirkan oleh wabah yang dikabarkan sangat ganas di berbagai media telah menelan banyak korban. Sehingga pelaksanaan pembelajaran diputuskan untuk dilaksanakan dari rumah walaupun persiapan pelaksanaan pembelajaran itu sendiri belum siap. Baik dari segi regulasi, kurikulum, media ajar, dan juga psikis dari guru, peserta didik dan orangtua. Sehingga alhasil proses pembelajaran berjalan ala kadar saja selama berbulan-bulan lamanya hingga satu semester.
Sejalan dengan berjalannya waktu dan pemberlakuan kebiasaan hidup baru (new normal), maka proses kegiatan belajar mengajar pun mulai bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Perlahan tapi pasti, guru-guru sudah mulai menyesuaikan proses pembelajaran jarak jauh melalui moda daring, luring maupun kombinasi. Guru selaku fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, mulai nampak meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan pembuatan media ajar, penggunaan aplikasi pembelajaran, dan prosedur penilaian yang sesuai untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh. Karena tuntutan kegiatan pembelajaran jarak jauh terutama penggunaan moda daring/online, guru pun akhirnya dituntut meningkatkan kemampuan dalam bidang IT. Perlahan tapi pasti setelah sekian lamanya kegiatan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan, mulai nampak dampak positif dari kegiatan pembelajaran jarak jauh ini yaitu meningkatnya kemampuan guru dalam hal IT. Banyak guru yang awalnya tidak memiliki email menjadi berusaha memiliki bahkan tahu bagaimana cara penggunaannya. Penggunaan google classroom yang tadinya dianggap sesuatu yang tidak mungkin, sekarang sudah menjadi media pembelajaran yang sangat lumrah dilakukan. Penggunaan media ajar sudah sangat variatif tidak hanya menggunakan buku sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi sudah menggunakan video, film, dan referensi lainnya yang ada di internet. Proses penilaian pun sudah beralih dari penilaian konvensional menjadi penilaian berbasis aplikasi, dan banyak aplikasi lainnya yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang berbasis IT.
Ada banyak dampak negatif dari kondisi pandemi covid-19 terhadap proses pembelajaran jarak jauh diantaranya kebosanan yang menimpa peserta didik, proses pembelajaran yang tidak optimal, pertumbuhan sikap sosial yang terhambat karena kurangnya interaksi antara sesama siswa dan guru, timbulnya keresahan orangtua dalam mendampingi anaknya selama mengikuti pembelajaran, dan berdampak pula pada penurunan kompetensi siswa dalam menyerap materi pembelajaran. Tetapi disisi lain dampak pandemi juga tidak disadari telah meningkatkan kemampuan IT guru dan siswa. Guru menjadi lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran yang tidak terpaku pada satu media dan bahan ajar. Siswa juga menjadi lebih kreatif mencari sumber pembelajaran dari berbagai media. Bisa disimpulkan bahwa setiap kondisi apapun akan selalu memiliki dampak positif dan negatif, tinggal bagaimana kita mensiasatinya.
SALAM SUKSES SELALU, TETAP BERKARYA DI TENGAH PANDEMI
BY KUSRINAWATI