Pada hakekatnya supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan professional bagi guru-guru. Bimbingan professional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara professional, sehingga guru lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran. Dalam pelaksanaan supervisi, kepala sekolah telah membuat program dan
juga jadwal supervisi. Pada hari yang ditentukan, guru bergiliran disupervisi.
Kami sebagai guru tentu saja merasa takut, deg-degan, dan keringat dingin mulai
mengalir deras saat suara sepatu kepala sekolah terdengar mendekati kelas. Guru
yang waktu itu merasa enjoy dalam mengajar, tiba-tiba jadi salah tingkah dan
kaku dalam mengajar. Karena grogi, sebentar-sebentar guru tersebut melihat
kembali pada buku dan RPP yang dipersiapkan. Bahkan ada beberapa orang guru
yang tiba-tiba suaranya berubah. Suara itu terdengar seperti suara orang yang
ingin menangis. Bergetar….Yaa Allah kapan siksaan ini berakhir? Begitu kali
pikiran guru yang disupervisi…
Selama kurang lebih 2 jam pelajaran kepala sekolah mengamati kegiatan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran, akhirnya terdengar suara merdu yang
dinantikan sang guru…yaa apalagi kalau bukan bunyi bel pergantian jam
pelajaran. Wajah lega sang guru terlihat jelas. Kepala Sekolah pun berdiri dan
meninggalkan ruangan kelas tersebut tanpa sepatah katapun. Ini jelas membuat
guru semakin cemas. Apakah aku salah dalam mengajar? Apakah banyak kekurangan
yang kulakukan? Jangan-jangan kepala sekolah tidak puas dan aku bakalan kena
semprot
Rasa cemas berkepanjangan terus bergelanyut di dalam benak guru. Sampai
akhirnya pada jam istirahat guru tersebut dipanggil kepala sekolah. Dengan
langkah gontai, lemas, cemas dan takut, perlahan-lahan guru tersebut menuju
ruangan kepala sekolah. Setelah sampai di ruangan kepala sekolah, guru tersebut
melihat ibu kepala sekolah tersenyum padanya dan mempersilahkan duduk. Perlahan-lahan
rasa lega menghinggapi guru tersebut. Dalam ruangan itu kepala sekolah
memberikan beberapa hal yang didapatkan selama proses pembelajaran dengan
suasana yang lebih santai, tidak seperti pada saat supervisi sebelumnya. Kepala
sekolah memberikan evaluasi dan beberapa masukan kepada guru. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindak lanjut kegiatan supervisi akademik tersebut. Yakni
agar guru terus memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya dalam kegiatan
pembelajaran. Alhamdulillah Kepala sekolahku memang keren…!!!